Stay @ home business yang masuk kelompok pertama saya sebut: The FALLS. Sementara kelompok kedua: The RISES.
Sebagai marketers/entrepreneurs Anda harus tahu industri-industri apa saja yang bakal menjadi The FALLS dan industri yang menjadi The RISES.
Ketika omset dan cashflow makin sulit, maka bisnis Anda harus siap memasuki SURVIVAL MODE dimana Anda harus BELOK atau PIVOT masuk di bisnis-bisnis yang sedang RISING dan menjadi “THE WINNERS”.
Berikut ini adalah rangkuman industri-industri yang masuk dalam THE LOSER & THE WINNERS.
#1. Hotel/Tourism
Dengan pelarangan orang bepergian dan keluar rumah, hospitality & tourism adalah sektor yang paling terdampak. Okupansi mendekati ZERO. Banyak hotel memasuki SURVIVAL MODE dengan banting setir ke ONLINE FOOD DELIVERY atau ROOM CLEANING SERVICES.
New Normal: Ketika risiko terjangkit berlangsung lebih lama karena vaksin penangkal belum ditemukan dan diproduksi massal dalam waktu dekat, maka recovery sektor ini juga berjalan LAMBAT.
#2. Airlines
Industri penerbangan juga terdampak paling serius karena adanya lockdown di berbagai negara dan pembatasan/penutupan bandara akibat wabah.
New Normal: Jasa penerbangan tentu tak akan hilang setelah wabah berakhir. Namun risiko terjangkit Covid-19 akan memaksa industri penerbangan berubah. Misalnya: jarak kursi mungkin tak lagi sedekat sekarang. Compliace kepada PROTOKOL Covid-19 akan menjadi faktor kunci competitive advantage.
#3. MICE
Ketika LEISURE ECONOMY mati “dibunuh” oleh Covid-19, maka sektor MICE langsung MATI SURI. Kejadian ini memaksa pemain MICE untuk go digitalization. Semboyannya: go digital or die!!!
New Normal: Pemain MICE akan berlomba-lomba memperbaiki USER EXPERIENCE dari layanan online seminar/conference, online concert, atau bahkan online exhibition. Peluang untuk platform VIRTUAL REALITY dan ARTIFICIAL REALITY.
#4. Restoran
Dalam buku “Millennials Kill Everything” saya meramalkan, resto akan DIBUNUH oleh milenial. Rupanya bisnis resto DIBUNUH LEBIH CEPAT oleh Covid-19.
New Normal: semasa krisis Covid-19 resto telah berubah model bisnis menjadi GHOST KITCHEN untuk melayani ONLINE FOOD DELIVERY. Setelah krisis, kondisi ini tak balik lagi alias PERMANEN menjadi new normal. Protokol covid-19 bakal menjadi ALAT BRANDING yang paling ampuh.
#5. Cinema
Begitu diberlakukan social distancing bioskop-bioskop langsung tutup termasuk produksi filmnya. Para bintang Hollywood tak mau senasib dengan TOM HANK yang terjangkit saat shooting film.
New Normal: Setelah wabah berakhir mungkin gedung bioskop tidak seperti sekarang ini. Daya tampung bioskop akan berkurang karena jarak antar kursi menjadi LEBIH JAUH.
#6. Sport
Event olahraga semua dibatalkan: olimpiade, liga sepakbola, Formula 1, hingga UFC. Bencana Corona betul-betul momentum kematian industri olahraga.
New Normal: Setelah wabah berlalu, nantinya pertandingan tanpa penonton menjadi hal yang biasa. Penonton pindah dari STADION ke depan TV DI RUMAH.
#7. Mal/Department Store
Sebelum bencana wabah, mal telah beralih fungsi menjadi leisure & culinary destination. Dengan adanya wabah kini mal hanya membuka gerai untuk grocery & essential goods.
New Normal Apakah Covid-19 pertanda THE DEATH OF MALL? Bisa jadi. Karena dengan terbentuknya stay @ home economy, maka entertainment berubah menjadi HOME ENTERTAINMENT; culinary destination menjadi FOOD DELIVERY. Dan department store menjadi ONLINE STORE.
industri yang justru tumbuh EKSPONENSIAL di kala krisis Civid-19: THE RISE. Mau tak mau Anda harus masuk ke bisnis2 berikut ini:
#1. Grocery/Ecommerce
Pemberlakuan social distancing memaksa konsumen berbelanja online untuk GROCERY, HEALTH CARE, CLEANER, VITAMINE/SUPPLEMENT, dan lain-lain.
New Normal: Walaupun wabah sudah berkurang, social distancing terus berlangsung hingga akhir tahun bahkan tahun depan, sehingga belanja online grocery & ecommerce mengalami DEEPENING bahkan PERMANEN.
#2. Logistics
Di masa krisis layanan LOGISTIK sebagai penunjang delivery barang merupakan PILAR dari stay @ home economy. Karena itu akan booming.
New Normal: Pasca wabah, setiap provider logistik punya fitur “NO-CONTACT DROP-OFF SERVICE” karena perubahan perilaku konsumen yang kian concern terhadap kesehatan.
#3. Food Delivery
Ketika PSBB kian ketat diterapkan, maka tak ada pilihan lain pesan makanan dilakukan secara online. Pemain melakukan randing melalui jaminan HIGIENITAS makanan, tak terpapar virus.
New Normal: Ke depan, resto/kafe akan menggantungkan bisnis mereka kepada model bisnis online delivery. Perilaku NONGKRONG di resto/cafe kian tak populer “DIBUNUH” oleh Covid-19.
#4. Remote Working
Karyawan DIPAKSA bekerja dari rumah dengan menggunakan platform digital: mereka akan melewati proses: DENIAL, RESISTENCE, EXPERIMENT, dan akhirnya menjadi NEW HABIT. WFH pun menjadi new normal.
New Normal: Pasca krisis duit masih sulit, karena itu perusahaan-perusahaan akan mengurangi overhead dengan melanjutkan NEW HABIT yaitu WFH. Kantor-kantor fisik mulai berkurang berubah menjadi kantor virtual/online. Karyawan mulai bekerja EVERYTIME, EVERYWHERE.
#5. Streaming Services
Stay @ home menciptakan KEBOSANAN luar biasa, karena itu streaming services seperti film, musik, games, webinar booming. Model bisnis SUBSCRIPTION untuk menangkap tren ini
New Normal: Nonton bioskop makin tidak populer. Seminar fisik makin dikurangi. Nonton konser musik fisik kian dihindari. Semua akan beralih ke platform online. VIRTUAL & AUGMENTED REALITY bakal booming.
#6. Media & Telco
Pengguna internet KECANDUAN konten digital (news, music, film, games) di media online. Merek mulai tergantung pada provider telko untuk menjamin keandalan jaringan internet.
New Normal: Provider media & telko mendapatkan windfall baru dengan masuk ke konten LEARNING & PRODUCTIVITY ENABLERS, tak hanya sebatas news & entertainment seperti sekarang ini.
#7. Telemedicine
Awalnya “tradisi” konsultasi dokter dan membeli obat scara online sulit terbentuk. Dengan adanya wabah, kebiasaan baru telemedicine cepat terbentuk. Keharusan social distancing mendorong terciptanya CRITICAL MASS di layanan telemedicine.
New Normal: Bencana Covid-19 memaksa konsumen MENCOBA dan BEREKSPERIMEN menggunakan layanan telemedicine. Ketika mereka mendapatkan user experience yang baik (convenient, cost/time efficient) maka telemedicine akan menjadi MAINSTREAM.
#8. Cloud Services
Dengan maraknya REMOTE WORKING dan tingginya tuntutan digital collaborative working maka SaaS (Software As A Services), IaaS (Infrastructure As A Services), PaaS (Platform As A Services) akan masuk babak baru pertumbuhan EKSPONENSIAL.
New Normal: Ketika karyawan sudah terbiasa dengan remote working dan tuntutan efisiensi overhead dan fleksibilitas aset, tinggi maka penggunaan cloud services menjadi KEHARUSAN, bukan lagi pilihan.
#9. Home Fitness
Sebelumnya, aktivitas fitness menjadi happening karena dilakukan di pusat-pusat kebugaran secara bersama-sama. Namun dengan berlakunya social distancing, konsumen DIPAKSA melakukan aktivitas home fitness. Awalnya memang berat, namun seiring berajalannya waktu akan terbentuk KEBIASAAN BARU.
New Normal: Gym dan tempat kebugaran konvensional akan berlomba-lomba mengembangkan aplikasi home fitness untuk menangkap KEBIASAAN BARU konsumen. Ingat! The FIRST in the consumer’s mind will be the winner.
It’s Time to LEAP
Semua pelaku bisnis saat ini sedang berduka karena bisnisnya luluh-lantak oleh wabah Covid. Namun seorang entrepreneur selalu optimis melihat gelas berisi setengah air sebagai “setengah penuh”, bukan “setengah kosong”.
Dalam situasi sulit saat ini Anda harus tetap optimis. Kalau bisnis Anda jatuh, maka kini saatnya MELOMPAT.
The Rises & The Fall of Stay at Home Economy
Reviewed by Edo R Rahman
on
April 20, 2020
Rating:
Tidak ada komentar: